Kamu, orang yang membuatku nyaman, dan bahagia. Selalu menjagaku tanpa
lelah. Tetapi rasa ini sungguh menyiksaku, menunggu kepastian tanpa
balasan. Dia sahabatku, tapi dia juga nafasku, dia Dicky Aprilio. Sejak
pertama aku kenal dia, tatapannya itu masih teringat jelas di memoriku,
senyumannya membuatku tenang dan damai dia selalu menjagaku kapanpun
dan dimanapun, setiap aku down dia selalu memegang erat tanganku dan
membuatku bangkit lagi.
Mungkin aku terlalu egois terlalu berharap untuk memilikinya, tapi aku
tak bisa selalu berpura-pura untuk tidak mencintainya. Tapi disisi lain
kalau emang kita jadian aku TAKUT, aku sangat takut kehilangan dia, aku
gamau dia hilang dari mata dan hatiku. Tapi di sisi lain juga aku pengen
banget milikkin dia, supaya semua orang tau dia milik aku bukan milik
orang lain.
Aku selalu menahan rasa sakit ini ketika teman-temanku menanyakan
kedekatan ku dengan dicky selama ini, aku sakit ketika aku harus bilang “
bukan, dia hanya temanku.” Dan merekapun menjawab “padahal udah cocok
banget, jadian aja.” Aku hanya membalas dengan senyuman. Tapi perlahan
masalah itu sudah menjadi hal yang biasa untukku. Karna Dicky
mengajarkanku untuk bertindak dan bersikap yang dewasa. Aku ga berani
bilang Dicky adalah segalanya buat aku, karna aku takut segalanya aku
hilang.
Aku berusaha menjadi wanita yang dewasa yang ingin selalu berfikiran
positif, jadi aku kadang berpikir kalau hubungan aku sama Dicky sekarang
jauh lebih bahagia aku takut jika kita pacaran lalu putus dan gak
bisa deket lagi, mending betemen kaya sekarang dan dia gak akan
ninggalin aku, kecuali dia mempunyai cintanya yang baru.
D-I-C-K-Y seseorang yang paling berharga buat aku sekarang, andaikan aku
mampu berkata di depannya bahwa aku sayang dia dan gamau kehilangan dia
mungkin aku akan jauh lebih tenang, tapi beberapa kali aku mencoba
untuk mengatakannya malah yang ada hanya gemetaran yang ku rasa, mungkin
belum saatnya aku berkata seperti itu.
Tawa dan candanya adalah warna di hidupku, aku tak ingin semuanya
berlalu begitu cepat. Dicky juga adalah salah satu alesan yang membuatku
betah di masa SMA yang dulu yang aku anggap biasa aja. Aku sekarang
masih duduk manis di sampingnya menjadi teman biasa, entah akankah
posisi itu berubah, akupun tak tahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar